Apa Kabar Dunia? Ehmmm ...


.


HAiii …. Apa kabar dunia? Apa kabar Indonesia? Wah… wah hampir satu tahun lebih saya ga aktif di blog ini. Rentang waktu yang cukup lama. Banyak hal yang sudah saya lewatkan. Emmm … ada yang penasaran ga kemana saja putri cantik ini pergi? Hihihi … mungkinkah sang pangeran terlalu lama ngeja peta sampai nyasar kemana-mana? Tak jua menemukan sang putri tidur yang menunggunya dalam balutan mantra. Hahaiii …. Pas bangun-bangun sudah banyak yang berubah. Ngomong2 presiden kita udah ganti yah?


 
Sumber gambar : www.google.com

Duh, banyak sudah yang saya lewatkan. Mungkin saja dalam rentang waktu tidur panjang saya kemaren sudah tak terhitung jomblowan/ti yang sudah nyetak dan nyebar undangan pernikahan, kecuali saya. Ups, curhat dikit. Haaa, baiklah. Well, sebenarnya udah lama banget pengen kembali ke blog ini. Sekedar baca-baca atau benar-benar nulis di laman blog ini. Rutinitas seolah-olah sukses  menelan saya bulat-bulat sepanjang tahun ini. Kali ini tak sekedar sebuah kata “pekerjaan” saja yang membuat saya kadang ngiri sama amoeba, berharap bisa membelah diri sesukanya. Hingga cukup waktu mengerjakan apa saja yang kudu dan “fardu” saya laksanakan sebagai konsekuensi hidup yang saya pilih sebelumnya. Emmm, pembicaraan mulai terdengar berat.

Ya, begitulah kenyataannya. Terhitung dari bulan Agustus tahun 2014 kemaren, kesibukan dan jadwal saya tak hanya sekedar shooting dan shooting seperti tahun2 sebelumnya (abaikan). Intinya, sejak bulan itu saya sudah mengikatkan diri untuk terjerumus pada kemakmuran guna stabilisasi kualitas ekonomisasi yang harmonisasi ke depannya (serasa abis kesurupan vikinisasi). Eps, kemana tuh orang y? Udah kelar nyantren lom y? (abaikan lagi). Agustus atau Septemberan lah, saya lupa tepatnya, saya kembali mendedikasikan diri untuk menimba ilmu sebanyak-banyaknya di bangku kuliah. Jadi mahasiswa eh mahasiswi lagi, hahaiii. Kok merasa muda lagi dan imut yah di panggil mahasiswa, gitu. Ya saya ngampus lagi. Nah-nah, dari sanalah semuanya bermula kawan. Hingga tak sedikit pun waktu yg kemudian saya punya, walau sekedar bertegur sapa, gahol sama teman-teman, sampai-sampai saya tak punya waktu untuk bergosip2 cantik dengan abang sayuran langganan saya, yang ngakunya sebagai salah satu fans garis keras acara insert investigasi dan silet. Ahhh, semuanya kini tinggal kenangan yang memang tak pantas dikenang (baca : sampah).

Pekerjaan kantor yang memang tidak sedikit, ya you knowlah. Ditambah dengan jadwal kuliah yang super padat, membuat waktu seolah mengkerut bagi saya. Jam kuliah dimulai pukul 7 dan selesai jam 9.30 malam. Walaahhh, awal-awalnya memang saya sempat kewalahan. Badan sedikit menciut walau ga ekstrim2 banget mungkin kaget dengan rutinitas baru yang agak menyita tenaga, waktu dan pikiran (berat yah ternyata, baru nyadarrr). Cuma ya begitulah. Semua harus dijalani dengan sabar dan ikhlas. Prinsipnya sederhana, harus ada yang mengalah atau dikorbankan untuk meraih sesuatu yang lebih baik. Yah mungkin kali ini, saya harus pinter2 bagi pikiran, tenaga dan waktu saya agar niat mulia yang saya cita-kan bisa tercapai. Amin

Saya ingat perkataan salah seorang dosen saya di masa-masa awal perkuliahan. Dia salut dengan orang-orang yang duduk dengan setumpuk buku beratus2 halaman yang ada dihadapannya saat ini. Ya itulah kami (baca : saya dan teman2 kampus lainnya), yang sudah mengorbankan waktu istirahat sepulang kerja dengan harus duduk mendengarkan kuliah panjang lebar dari mereka. Menahan letih dan kantuk. Mengabaikan, entah tadi siang setumpuk pekerjaan menyita jam makan siangnya, entah tadi siang si bos minta laporan ini itu, dan entah apa lagi macam ragamnya yang terjadi tadi siang di kantornya. Melupakan sejenak waktu yang mungkin tertukar dengan keluarga. Harusnya saat ini sedang bersenda gurau dengan suami/istri dan anak, dengan ayah ibu atau saudara lainnya. Semua dikorbankan demi ilmu dan sebuah tujuan. Dosen saya meminjam sebuah istilah dalam ekonomi yaitu opportunity cost.Sederhananya, saya dan teman2 kampus lainnya sudah membuat pilihan dari beberapa alternatif pilihan yang ada. Dan bagi kami (baca : saya) mungkin inilah pilihan yang terbaik.

Well, begitulah sejarah singkat mengapa Belanda sampai saat ini sulit move on dari Indonesia. Kenapa? KArena eh karena, Indonesia sama Belanda itu dulu pernah punya hubungan. Emmm, nah berhubung sekarang udah putus, otomatis Indonesia jadi mantannya deh. Makanya Belanda susah move on … hahaha (khusus yg ini anggap ga pernah baca). Maksudnya begitulah sejarah singkat mengapa hampir setahun ini tulisan saya ga pernah nongol2 di blog ini. Jujur, sebenarnya saya udah ngebet2 cantik untuk nulis di blog ini. Tapia apa mau dikata. Alhamdulillah siang ini ada sedikit waktu. Eh, inget lagi kalau pernah punya blog. Untung saya masih ingat alamat dan password blog ini walau samar2. Pas ngeklik agak sedikit kaget, loh kok blog saya udah brewokan, gondrong dan kusam. Huff …. Walau sedikit ekstra kerja keras, ngelap sana sini, akhirnya blog ini terlahir kembali. Hihihihi

Next, moga tiap bulannya akan ada postingan terus yang bakal nongol di blog ini. Amin