Return


.



Penyanyi korea satu ini memang ga ada matinya ... suka!!!!


Quote, November 18th


.

Tiga cara untuk melemahkan dan menjajah suatu negeri, antara lain: 

  1. kaburkan sejarahnya,
  2. hancurkan bukti-bukti sejarahnya agar tidak bisa dibuktikan kebenarannya, 
  3. putuskan hubungan mereka dengan leluhurnya, katakan bahwa leluhurnya itu bodoh dan primitif. (Juri Lina, penulis Swedia dalam buku "Architects of Deception- the Concealed History of Freemasonry" -2004)
So, jangan telan bulat-bulat sejarah yang sudah ada. Kaji, analisalah ... siapa tahu ada yang salah tertulis padanya. Mungkin disengaja atau pun tidak? Karena realitanya sebagian sejarah dibuat untuk kepentingan yang berkuasa ... 

Sumber gambar : Google

Note : terinspirasi bikin quote ini habis baca artikel tentang Borobudur dan sejarah Atlantis di Internet




Dandelion Bukan Mawar


.

Karenamu aku menyukai dandelion bukan mawar
Tumbuh di puncak bukit sana di dekat kastil tua, rumah para kaum bunian
Pada tanahnya mengalir darah para pemberontak
Ratusan jiwa pernah meregang nyawa di atasnya
Mati, belulang mereka terkubur oleh bungkus tipis tanah kering yang tak sengaja ditiup angin
Atau dedaunan tua yang terserak ...

Kesana,  sama saja cari mati!
Aahhhh, itu hanya cerita petakut yang kau dengar sebelum tidur saja ... selamu waktu itu.
Hingga pada satu remang petang,  kita berlari bersama angin menuju ke puncak bukit itu ...
Lihatlah! serumu ...
Indah ...
Ribuan tangkai dandelion terhampar diatasnya,
belukar itu tumbuh sehat disana.
Serupa mantel putih hangat di musim dingin yang menyelimuti tanah basah dibawahnya
Tunggulah barang sedetik saat angin gunung datang
Akan kau lihat dandelion-dandelion itu mengangkasa
serupa butiran-butiran awan putih nan lembut

Lupakan dulu tentang kastil tua,
lupakan dulu tentang kaum bunian
lupakan dulu tentang tanah kutukan.
ini tentang dandelion ...

Ya ...
karena mu, aku menyukai dandelion bukan mawar ....

Paramore: The Only Exception

Sumber Video : www.youtube.com

PAYPHONE


.

Selalu suka dengan lagu inih .... :)



Yukk, dengerin ... cekidotttt

Sumber video : www. youtube.com

Quote, September 30th


.

Wanita-wanita yang keji 

adalah untuk laki-laki yang keji, 

dan

laki-laki yang keji adalah untuk

wanita-wanita yang keji (pula),
 
dan
wanita-wanita yang baik adalah untuk 

laki-laki yang baik 

dan 

laki-laki yang baik adalah untuk

wanita-wanita yang baik (pula) ...


QS An Nur Ayat 26



Perbaiki diri, dan percayalah ! Karena ini janji Tuhan ...



Sumber gambar : google

MERACIK SONGGI


.

Ini adalah kali pertama saya datang ke Kendari. Kendari merupakan salah satu propinsi yang berada di pulau Sulawesi bagian tenggara. Untuk mencapai kota Kendari dari Jakarta terlebih dahulu pesawat yang saya tumpangi transit sekitar 30 menit di Bandar udara Sultan Hasanuddin Makassar, kemudian baru penerbangan dilanjutkan ke Kendari yang memakan waktu 30-45 menit saja.


Teluk Kendari

Udara di Kendari terasa cukup panas. Mataharinya terik dan menyengat. Emmm, tapi bagi saya itu bukanlah sebuah masalah. Karena banyak hal menarik yang saya temukan di Kota ini. Salah satunya adalah makanannya ... Nah kali ini saya akan ceritakan makanan khas dari kota Kendari. Bukan saja unik dari segi rasa tetapi justru cara menyantap makanannya yang tidak sembarang yang membuat makanan ini istimewa. Naaaahh, ini dia


Songgi

Songgi. Yup. Songgi adalah makanan khas Kendari, yang terbuat dari sagu. Mungkin bagi saya yang terbiasa makan nasi, makan Sagu yang kental dan lengket terasa cukup aneh. Memang butuh sedikit perjuangan untuk memakannya, hehehe. Tidak sendiri, Songgi bisa disantap bersama lauk lainnya. Bukan sembarang lauk. Biasanya orang Kendari memadupadankan Songgi dengan sayur bening, kepala ikan palumara, daging, ayam, kabengga, kambatu, ikan panggang dan ikan gabus. Cara memakan Songgi pun sangat unik. Tidak sembarangan. Saya sempat bingung dengan beragam jenis makanan yang tersaji diatas meja. Untunglah pelayan restorannya mengerti sekali muka-muka bingung kami. Wajah-wajah kelaparan, walau didepan mata ada setumpuk makanan namun tidak tahu harus berbuat apa. Hehehe ...

Dengan sigap sang pelayan langsung ber”demo” didepan kami. Eiiit, bukan demo pake aksi bakar-bakar ban, tapi demo “bagaimana cara makan Songgi yang baik dan tidak kalap”. Hehehe ... 
  • Pertama, sebutir cabe rawit dipotong dan dihaluskan dengan sendok di atas piring masing-masing
  • Kedua, baru giliran Songginya. Nah cara ngambil Songgi tidak sembarangan. Tidak pakai sendok, garpu apalagi sekop, karena setahu saya sekop biasanya buat nyeruk pasir bukan sagu. Hihihi ... Songgi diambil dengan menggunakan sumpit. Satu dikanan dan satu dikiri. Sumpit digerakan memutar sehingga Songgi tergulung oleh sumpit. Nahhh, kalau udah kayak gitu Songgi yang lengket bisa di ambil dari komunitasnya sedikit demi sedikit tanpa paksaan ... :)
  • Nah giliran lauk pauk sebagai makanan pelengkapnyalah yang kemudian dimasukkan, seperti sayur bening, daging tawa oloho (tampilannya seperti sop), ayam dll
  • Dan jangan lupa menambahkan sedikit perasan jeruk nipis. Emmmh, dijamin segerrr.
Setelah pelayan restorannya selesai beraksi, akhirnya saya dan teman-teman mulai meracik makanan kami sendiri di piring masing-masing. Dengan konsentrasi tingkat dewa akhirnya dalam waktu kurang dari 5 menit saya pun selesai. Dan hasilnya ..... taraaaaa



Saya berhasil meraciknya, temans ... hahaha (versi simpel).


Sumber gambar : Dokumen pribadi

Quote, September 20th


.

Dan apabila hambaKu bertanya tentang Aku, maka 

jawablah bahwa Aku dekat. Aku mengabulkan doa orang-

orang yang berdoa kepadaKu  ... 

“(QS. Al Baqarah 186)



let's pray 



Sumber gambar : google

Mba Hangernya Mana?


.



Sedikit sensi kalau dengar kata hanger. Huhuhu, begini ceritanya, waktu itu tahun 2012 bertepatan dengan bulan puasa, saya bersama seorang teman pergi ke Bandung dalam rangka tugas kantor. Kebiasaan buruk saya kumat, untuk perjalanan yang tidak terlalu jauh dari Jakarta, seperti Bandung, saya sering acuh dan ga terlalu banyak prepare. Bandung ini, dekat kok.

Saya dan teman saya putuskan menginap di hotel X, ini kali pertama saya menginap disana. hotel tersebut dekat dengan travel yang kami tumpangi dari jakarta.  Tinggal jalan dikiiit, nyampe deh J. Karena teman saya masih ada jadwal kuliah, makanya kami ga berangkat bareng. Kuliahnya baru selesai jam 9 malam, jadi ia berangkat dari jakarta dengan menggunakan travel kira-kira jam 10an. Sedangkan saya memilih berangkat sore, jam 3an, niatnya biar sampai di Bandung sebelum Magrib, jadi bisa buka puasa disana sekalian. Yup, akhirnya saya nyampe juga di Bandung sebelum Magrib, 5 atau 10 menit menjelang azan.

Eiiit, untuk pertama kalinya dalam sejarah perjalanan yang saya alami, di hotel ini saya sadar kalau saya sedikit pikun. Hehehe, sedikit loh. Bagaimana tidak, pas mau check in hotel, pas mba resepsionisnya minta KTP, pas pula Kartu itu raib entah kemana. saya mulai kasak kusuk buka tutup dompet. Nervous dikit, habis takut dicurigain macam-macam sama mba nya. Saya baru ingat, KTP itu tertinggal di dalam tas ransel yang saya bawa waktu ke Yogya dalam perjalanan beberapa hari yang lalu. Haduuuh, ga mungkin saya harus menunggu teman saya datang, masih lama, mungkin saja tengah malam nanti ia baru sampai. Untunglah mba resepsionisnya percaya dengan alasan saya. Tidak ada KTP akhirnya saya pakai kartu pegawai, hehehe.

Selesai dengan KTP, saya dimintai uang penginapan. Oh Tuhan, masalah lagi, karena sebelumnya teman saya bilang pembayaran akan lewat kartu kredit dia saja. Tapi saat ini dia ga disini, saya telepon ga diangkat. Emmm, saya berpikir keras, bagaimana saya bisa seceroboh ini, lupa bawa KTP sekarang juga hanya bawa atm yang isinya ala kadarnya saja. Alhamdulillah Tuhan masih sayang sama orang sabar seperti saya, hehehe, ada uang cash di dompet kira-kira 300 ribuan, sebagai DP awal penginapan. Done!

Setelah dikasih kunci, saya langsung “terbang” ke kamar. Haaahhh, melelahkan dan memalukan. Rasa-rasanya mba resepsionis itu hapal betul wajah saya. Wajah-wajah ceroboh yang patut dikasihani. Pas mau menghempaskan badan ke kasur, eiiit, saya lupa kalau kuitansi DP uang yang saya kasih belum dibalikin ke saya. Haduuuh, gimana mau ngambil balik uangnya coba, kalau bukti kuintansinya ga ada. Akhirnya saya bergegas menelepon resepsionisnya. Untunglah mereka ingat dan langsung diantar ke kamar. Tepat jam setengah satu malam, teman saya sampai di hotel. Syukurlah, sedikit khawatir dengan keputusan dia yang berangkat malam-malam ke Bandung sendirian. Saking khawatirnya saya sampai tertidur pulas ... eh salah ya. Hehehe

Pas sahur, saya terpaksa jalan sendirian ke restoran hotel, berhubung sang teman tercinta tidak puasa. Dekat lobi sebelah kanan, begitu info mba resepsionis tadi sore. Tapi kenyataan yang saya jumpai berbeda, lobi sebelah kanan memang ada restorannya, ada meja dan kursi makan, tapiiii gelap sodara-sodara, tak setitik cahaya pun yang mampu menembusnya, haiiiiaaa ... L. Saya bingung. Saking bingungnya sebuah pertanyaan besar muncul di kepala saya, Thomas Alfa Edison itu jomblo apa bukan yah? Soalnya keseringan ngutak ngatik lampu daripada ngeceng di mall, laaah, ... hehehe. Untung lagi ada tamu lain yang seperti saya. Ditengah kebingungan, datanglah pahlawan kami, mas resepsionis dengan seragam kebesarannya, tanpa babibu, dengan tatapan nanar ia langsung mengarahkan telunjuknya lurus, kami manut aja. Dan benar adanya, ternyata misteri restoran yang hilang itu berhasil dipecahkan. Ternyata resto yang digunakan adalah resto hotel sebelah yang masih satu group dengan hotel yang saya tempati. Huuuuuuhhh ....

Saya dan teman saya menginap dua malam di sana. Alhamdulillah pekerjaan kami di Bandung, bertemu dengan orang-orang ITB berjalan dengan lancar. Pas mau pulang, saya dan teman saya kembali pulang sendiri-sendiri. Ia memilih balik ke Jakarta naik travel jam 5 pagi. Kalau dipikir-pikir memang aneh, mulai dari awal dia sampai di Bandung tengah malam dan balik ke Jakarta jam 5 pagi, saya mulai merinding dan bertanya-tanya, jangan-jangan dia ada hubungan kekeluargaan sama Edward Cullen, sama-sama takut matahari  ... ehmmmm

Kembali, tinggalah saya sendiri. Saya memilih pulang jam 7 pagi. Dengan semangat 45 saya langsung menuju meja resepsionis buat check out dsbnya. Wajah mba resepsionis terlihat senang, mungkin ia lega akhirnya saya keluar juga dari hotelnya. Hehehe ... DP yang pernah saya serahkan, saya terima kembali. Done!

Sesampai di travel saya langsung duduk manis dideretan bangku paling belakang. Ada dua mba-mba cantik  yang duduk di samping kanan saya. Setelah berbalas senyum seperlunya, akhirnya saya tertidur dengan khidmat. Alhamdulillah semua selesai, pekerjaan dan peristiwa di hotel yang mengharu biru, tamat juga.

15 menitan kemudian, tiba-tiba HP saya berbunyi, nomor yang tak dikenal, kode wilayah jelas-jelas punya Bandung. Saya angkat ....

Ya, hallo ...
Dengan ibu ades (suara di seberang sana)
Yup dengan saya sendiri
Maaf ibu, kami dari hotel X mau konfirmasi (suara di seberang sana)
Iya, ada apa yah mba?
Setelah kita check kamar ibu tadi, kok ada barang kita yang tidak ditemukan ya ... (suara di seberang sana)
Hah kok bisa?
Barang apa ya mba?
Satu buah Hanger .... (suara di seberang sana)

Waduuh, saya langsung panik, saking paniknya saya kembali tertidur pulas. Damn .... :(


Keterangan :
Hanger = gantungan baju

sumber gambar: www.google.com

Surrender


.

 give up the fight, i surrender ......





just enjoy it ...



Sumber video : www.youtube.com

Jodoh Itu Mutlak Rahasia Allah


.

 
Sumber gambar : Google
Ada yang sudah dekat tiba-tiba menjauh.
Ada yang jauh tiba-tiba mendekat.

Ada yang sudah sayang tiba-tiba
membenci.
Ada yang belum kenal tiba-tiba menyayangi.

Ada yang sudah direncanakan
tanggal nikahnya tiba-tiba berantakan.
Ada yang tidak direncanakan tiba-
tiba datang mengajak nikah.

Ada yang sudah dijodohkan tiba-
tiba dibatalkan.
Ada yang tidak dikenal sebelumnya
tiba-tiba menjadi jodohnya.

Itulah rahasia JODOH..

Hanya Dia yang tahu kapan kita berjodoh.
Hanya Dia yang tahu dengan siapa
kita akan berjodoh.
Hanya Dia yang tahu dengan cara
apa kita bertemu jodoh.

Tugas kita adalah berusaha
dengan cara yang baik.
Tugas kita adalah berusaha
dengan menjadi baik.
Tugas kita adalah menerima
apapun keputusan terbaik menurut Allah.

Dan satu hal jangan kita abaikan.
Jangan pernah merasa lelah
meminta dan terus meminta
melalui DOA kepada-Nya.

Semoga Allah melancarkan dan meridhai serta membukakan pintu jodoh bagi siapa saja yang belum punya jodoh.
Berdoalah kepada Allah, hanya Allah-lah yang dapat memberikan semua hajat apa yang kita inginkan, termasuk dalam urusan jodoh.
Dan juga yang belum punya anak keturunan segera mendapatkan anak keturunan.
Serta yang lagi pengen usahanya meningkat, tanpa hutang yang menumpuk, dipermudahkan, dan diperlancarkan oleh Allah.

Semoga Allah mengabulkan doa kita semua. Aamiin...
Sumber Kutipan : FB Ust. Yusuf Manshur

Quote, August 28th


.


Karena sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan,

Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.

 (QS:Al Insyirah 5-6)


So, jangan bersedih ....

 happy ajalaaah ...

Solo Ngangenin


.

Dari beberapa kota yang pernah saya kunjungi, Solo adalah salah satu kota yang menurut saya selalu ngangenin. Berada di Solo saya merasa nyaman, udaranya yang bersih, makanannya yang enak-enak, apalagi oleh-oleh batik yang bisa dengan puas saya pilih. Satu hal yang sebenarnya belum terwujud ketika saya pergi ke Solo adalah berkeliling kota Solo dengan menggunakan sepeda. Pernah saya menginap pada salah satu Hotel di Solo yang menyediakan fasilitas penyewaan sepeda. Biayanya juga tidak terlalu mahal, Rp 10.000 selama 1 jam pemakaian. Namun sayang disayang, saat itu tinggal 1 sepeda saja yang tersisa, dua sepeda lainnya sedang disewa oleh tamu hotel lainnya. Karena kami berdua, kami putuskan untuk tidak jadi melancong keliling Solo dengan sepeda. Mungkin lain waktu.

 Tengkleng Warung Ibu Diah

Emmm, bicara kuliner, saya termasuk tipe orang yang sedikit pilih-pilih makanan. Yaaa, mungkin karena bawaan dari lahir, sudah terbiasa dengan makanan yang pedas-pedas dan bersantan. Seringkali lidah ini menolak makanan-makanan manis, khas makanan Jawa. Tapi, tidak saat saya di Solo. Memang awalnya saya sempet khawatir, ketika di Solo hanya akan bertemu dengan makanan-makanan manis sejenis gudeg dkk, tapi tidak. Justru banyak pilihan makanan enak yang bisa saya temui di Solo. Salah satunya adalah Tengkleng. Ini adalah sejenis sop daging yang gurih khas Solo. Sebenarnya saya tidak terlalu  tahu apakah Tengkleng makanan asli dari Solo atau justru dari daerah lain. Salah satu rumah makan yang selalu saya kunjungi untuk sekedar menikmati Tengkleng adalah warung makan ibu Diah. Wah, wah, penyajian Tengkleng panas-panas dengan daging yang melimpah, sungguh menggugah selera. Pada rumah makan ini, bisa dipilih apakah mau memesan Tengkleng daging sapi atau kambing. Tergantung selera. Selain tengkleng di warung makan ini juga disediakan menu lain seperti sate dan gulai. Dagingnya yang empuk dan gurih, benar-benar memuaskan selera makan saya. Warung makan ibu Diah ini berada di jalan Tanjung Anom Solo.

Selain Tengkleng, makanan Solo yang bikin saya kangen adalah bebek goreng di Warung makan bebek slamet. Walaupun warung makan ini sudah buka cabang di JAkarta, namun saya tetap prefer Bebek yang ada di Solo. Entahlah, rasanya beda, mungkin lebih karena suasana Solo yang tenang yang tidak saya dapat saat di JAkarta.  Emmmm.... Selain Tengkleng dan bebek, saya juga suka dengan makanan-makanan yang dijajakan di sekitaran jalan Slamet Riyadi, depan BTC (Beteng Trade Centre). Tempat makan ini hanya buka pada malam hari saja, mulai buka jam 7. Siang harinya jalanan dibuka untuk umum dan malamnya ditutup dan berubah fungsi menjadi tempat makan. Ada banyak pilihan makanan disini. Ada sate, soto, sop, bakso dan makanan-makanan lainnya. Yang menarik adalah, selain menyajikan makanan yang bervariasi, bersih, tempat ini juga memanjakan para pengunjungnya dengan hiburan musik dan lagu. live, penyanyi dengan organ tunggal, dimana lagu yang akan dinyanyikan juga boleh direkues oleh para pengunjung. Wah ... wah ... wah ..  lumayan kan, sembari makan dihibur sama tembang-tembang kenangan yang menyentuh jiwa, hehehe.

Satu lagi makanan yang perlu dicoba di Solo ini, gudeg ceker Bu Kasno. Walaupun saya tidak terlalu suka dengan gudeg, tapi sungguh saya penasaran sekali untuk bisa datang dan menikmati gudeg ceker bu Kasno. Setiap ke Solo, saya selalu gagal makan di tempat ini, alasanannya karena warung makan ini mulai buka tengah malam.

Untuk soal makanan memang solo tidak kalah dengan batiknya. Seperti halnya dengan kotanya, makanan-makanan yang ada di Solo juga selalu ngangenin.

Yuk, ke Solo .... :)








Sumber gambar : dokumen pribadi

Kesempatan Hidup Kedua


.




Degup jantungku bertubi-tubi menyentak bilik-bilik pada rongga dadaku, lidahku kelu, tak satupun kata yang bisa kueja dengan benar. Seharusnya rangkaian doa panjang lah yang bisa kudengungkan di saat seperti ini. Bahkan sebuah surat yang biasa kubaca berulang-ulang paling tidak 17 kali atau lebih sehari semalam pun ayat-ayatnya berhamburan tak jelas di bibirku. Allahu Akbar ... Allahu Akbar ... Allahu Akbar ... Seperti inikah akhir kisahku tertulis dalam catatan lauhul mahfuzMu? Ya Allah, gemetar mataku menutup, berharap semua hanya mimpi. Tapi ini nyata, Ya Allah, mungkin saja saat ini salah satu Malaikatmu ada diantara kami, Izroil, Allahu Akbar, dari ratusan nyawa ini siapa yang akan disapa olehnya? aku menggigil. Aku takut ...

Tiba-tiba aku ingat ibu, bapak, dan dosaku ...

Awal Juli 2013. Sebuah tugas dadakan mengharuskan saya untuk terbang ke Makassar, tiga hari, kamis hingga sabtu. Dadakan karena perintah untuk pergi kesana baru saya dapat pada hari rabu, yup satu hari sebelum keberangkatan. Karena penting, ga bisa ditunda lain waktu, adalah akhirnya saya buru-buru berburu tiket pesawat dan hotel. Tiket garuda full, akhirnya saya dan teman-teman memilih untuk menggunakan pesawat lain. Ada 6 (enam) orang yang berangkat. Kami sepakat untuk naik pesawat jam 5 sore. Pada hari H, pesawat yang kami tumpangi baru berangkat jam 6 lewat, dua kali delay.

Saat take off, hujan mulai turun, rintik kecil-kecil, terlihat sapuan tetesnya yang tersangkut tipis di permukaan jendela pesawat. Sesekali kilat menyilaukan, langit terang sebentar, sepersekian detik, dan kembali menyisakan gelap yang pekat. Kira-kira 15 menit setelah take off, pesawat sedikit bergetar, saya tak terlalu ambil pusing, hal yang biasa terjadi.  Cuaca memang tak baik, mungkin saja karena hujan atau karena gesekan pesawat dengan awan yang cukup tebal. Namun getaran pada badan pesawat tak juga berhenti. Sudah hampir 5 menit, tak hanya itu, getarannya mulai terasa kencang. Tubuh saya terdorong kekiri dan kekanan. Getarnya semakin kuat dan tak wajar. Angin seolah-olah mempermainkan badan pesawat. Saya bertumpu, memegang kuat kursi yang berada tepat didepan saya. Bibir saya tak berheni-henti melafazkan tasbih, tahlil, salawat, apa saja. Saya ingat dosa.

tak sekedar bergetar, badan pesawat berkali-kali terguncang. Tubuh saya terlonjak kuat ke atas, dan kembali terhuyung ke kiri dan ke kanan. Begitu menakutkan. Pikiran dan perasaan saya mulai tak karuan. Jujur saat itu saya merasa takut sekali akan mati. Saya ga siap, saya ga mau mati seperti ini. YA Allah, saya ingin pulang saja, bertemu dengan orang tua saya, mencium dan memeluk mereka, meminta ampun dan maaf kepada mereka. Berangkai doa dan harapan saya panjatkan saat itu kepada Allah. Berharap guncangan pada pesawat yang kami tumpangi segera berhenti. Namun di tengah doa saya, tiba-tiba saya merasakan sesuatu hal yang sangat mengerikan, pesawat jatuh kira-kira setengah hingga satu meter ke bawah. Hampir seluruh penumpang berteriak. Keadaan semakin tegang. Dari arah belakang samar-samar saya mendengar suara isakan tangis. Ini memang bukan main-main, siapa yang tidak was-was dan takut dibuatnya. Saat ini kami sedang berada di atas udara dengan ketinggan ribuan kaki dari daratan. Bila pesawat ini jatuh mungkin saja di bawah sana bukan daratan yang akan kami jumpai, mungkin saja lautan, atau tempat-tempat yang tak pernah terjamah oleh manusia.

Saya merinding, disamping saya duduk seorang lelaki setengah baya. Saya tebak umurnya sudah 60 tahunan lebih, wajahnya terlihat serius, kedua bola matanya mengatup, kedua tangannya terangkat, beliau sedang khusuk berdoa. Melihat itu saya semakin kelu, seharusnya saya melakukan hal yang sama. Namun tangan saya tak sedikitpun mampu digerakkan, lemah. Saya berdoa dalam hati, sekhusuk-khusuknya ...

Perjalanan ke Makassar yang biasanya ditempuh dalam waktu hampir 2 jam itu terasa begitu lama bagi saya, mungkin begitu pula yang dirasakan oleh penumpang lainnya. Sepanjang perjalanan getar pada pesawat masih sering terjadi, walau tidak separah sebelumnya. tasbih, tahlil, takbir, solawat, dan surat-surat AlQuran tak putus-putusnya saya lafazkan. Berharap kami segera sampai di Makassar dengan selamat.

Tepat jam sepuluh (kurang lebih) waktu Indonesia Tengah (WITA) akhirnya pesawat kami mendarat juga di Bandara Hasanuddin Makassar dengan selamat. Tak henti-hentinya saya mengucap syukur kepada Allah SWT. Sungguh Ia Maha Penyayang. Hidup saya saat ini, bagi saya adalah hadiah tak terhingga dari Allah, kesempatan kedua yang tak boleh disia-siakan.

Sesungguhnya yang paling dekat dengan manusia itu adalah kematian ...
Kullunafsin dzaiqatul maut, setiap yang bernyawa pasti akan mati ...

Sumber gambar : google