Serial Korea Terbaik


.

Serial Korea. Ah, rasanya sudah lamaaaaa sekali saya ga nyinggung2 bahasan ini di blog saya. Jadi kangen. Status saya yang sedikit bergeser menjadi "Mendadak Mahasiswa kembali" bikin waktu seolah makin sempit aja. Emmmm, bukannya habis digunain buat belajar loh, tapi habis buat nonton. Apalagi demam bola akhir tahun ini. Wahhhh, sedikit banyak menyita energi, karena bikin deg2an dan full kejutan. Walaupun akhirnya kalah. Ya sudahlah, Still I Love Timnas, much much much. Jadi pengen bahas bola juga, tapi lain kali deh.
Sekian lama dalam pengembaraan. Emm, akhirnya saya membuat keputusan diakhir tahun ini. Taraaaaaaaaaaaaaa .... penghargaan. Emmmm, satu kata yg manjur buat mengapresiasi hobi saya nonton serial korea. Sekaligus, award ini adalah harapan besar saya, agar perang antar korea segera berakhir. Hopefully. Kasihan, aktor dan aktrisnya. Ngungsi kemana mereka? Lee Min Ho, come to mama .... huhuhu

Berikut adalah judul serial2 korea terbaik versi saya. Maaf2 seblumnya, ini bukan dikhususkan hanya untuk serial korea yang lahir tahun 2010 saja. Tapi versi ngacak. Kriteria penilaian: tiap episode selalu bikin penasaran, lucu, mampu memaksa penontonnya (saya) buat begadang-tidur jam 1,2,3 pagi hanya buat nonton serial ini. Kalo pun dah kelar episodenya, masih tetap disetel berulang kali. Pemainnya lucu2, cantik2, ganteng2. Jalan cerita walau ngawur tapi tetap menghibur. Ga vulgar, dalam arti adegan2nya cukup sopan. Dan berikut adalah serial2 terbaik ituh :

1. Personal Taste.

2. My Girl Friend is Gumiho.


3. Who Still Marry Me.


4. He Is Beautiful

5. Playfull kiss 1



6. Thank You
Nah, sodara2 itulah beberapa serial korea terbaik menurut saya, Maaf2 klo ada yang ga sepaham. Soalnya, hanya serial2 inilah yang baru bisa saya tonton tahun ini. Hehhehehe.
Selamat yah buat para pemenang.


Juanda, 31 Desember 2010

Mas Dafi dotkom


.

"Mas Dafi ... mas Dafi, ada? Apa masih belum masuk?" Wanita itu celingak celinguk. Ia bertanya, suaranya nyaring, cara bicaranya cepat-cepat seperti orang buru-buru ingin buang hajat. Tak ada jawaban, padahal tak mungkin tidak seorang pun yang tak mendengar. Kami pura-pura tuli. Kompak untuk satu ini. Yayi menyikutkan lengannya. Aku memandingi ia yang mulai bertingkah. "Mas Dafi ... Mas Dafiiiiii." Godanya setengah berbisik. Aku menahan geli. Geli untuk dua kata ini, Mas Dafi.

satu minggu yang lalu. "Mas Dafi, bisa kan ngerjainnnya? Bisalah, pasti Mas Dafi mengerti, orang Mas Dafi kerjanya juga di Bank. Studi2 macam ini sudah makanan sehari2 bukan?" Seru wanita itu, masih tetap dengan nada cepat2 dan penuh percaya diri. Yayi menyenggolkan lengannya. Ia memperlihatkan kesepuluh jarinya. Sembari tertawa geli. Aku paham betul, angka 10 itu pastilah hitungan dua kata "Mas Dafi" yang sudah berkali2 keluar dari bibir wanita setengah baya di depan kami ini.

Mas Dafi, siapa yang tidak mengenalnya. Paling tidak untuk kelas ini saja. Yang penting terkenal, ceritanya. Di zaman yang katanya edan ini, popularitas sedikit menolong bagi siapa saja. Katanya, mau jadi bupati atau walikota saja harus gandeng artis buat jadi wakilnya. Setidaknya bisa membantu, karena artis banyak dikenal. Hitungannya biaya bisa sedikit lebih ditekan. Cerdik kan. Artis apa saja, yang penting populer. Nah, begitu pula dengan Mas Dafi. Disebut berkali2 diruang kelas ini cukuplah membuat kami terhipnotis.

Voluntir menjawab soal, Mas Dafi. Mahasiswa dengan nilai tertinggi, Mas Dafi. Ketua kelas, Mas Dafi. Potokopi, Mas Dafi. Hapus papan tulis, Mas Dafi. Menenteng laptop, Mas Dafi. Penerangan di kelas bermasalah, Mas Dafi. Ac tewas, Mas Dafi. Ada yang pilek, sesak napas, muntah2, mual, tetap nama Mas Dafi yang disebut. Entah apa korelasinya. Hingga lantai kotor, bangku peyot, gedung amblas, Mas Dafi ada disitu. Mungkin itulah akibat asupan kata yang berlebihan hingga siswa tidak bisa membedakan Mas dafi sebagai mahasiswa atau kacung. Kasihan.

"Kita itu ngeblur kali yah. Ga nyata. Kok yang dipanggil Mas Dafi terus. Payah." yayi bersungut2. Aku ikut. Mas Dafi bukan segala2nya toh?! Peristiwa2 besar seperti gempa, tsunami, tornado, tak ada kaitannya dengan namanya mAs Dafi. Cukup saja di ruangan kelas ini. Karena prestasinya dan bentuk fisik yang diatas rata2, ia menjadi terkenal.

"Nanti kesimpulannya Mas Dafi yang buat ...."
"Ini periodenya harus dikali dengan rasio yang ada, begitu yah mas Dafi yah."

Kondisinya ruangan kelas penuh oleh puluhan mahasiswa. Tapi cuma Mas Dafi yang tidak absen dimata dosen kami itu.

"MAs .... Mas .... MAs Dafiiiiiii. Jangan pergiiiiiiiii, Mas Dafiiiiiii ........ Mas dafi, jangan tinggalin yayi sendiri ...... Mas Dafiiiiiiiiiiiiii." Yayi bergumam, bibirnya mencong kanan kiri. Kelopak matanya masih menutup rapat, dengan bola mata yang liar bergerak. Tangan terangkat seperti deklamator berorasi. Sungguh hebat, Mas Dafi terbawa hingga ke dalam mimpi.

Kupandangi Yayi lekat. Komat-kamit kuberkonsntrasi penuh. Memanjatkan doa sekhusuk2nya. Aku menyapu wajahku yang sudah merona merah lada. Malu bukan main. Kuinsut tubuhku diam2 membelah kerumunan penumpang. Aku kabur, meninggalkan Yayi yang terbengong2. Sebait doa kupersembahkan untuk Yayi yang malang.

"Tuhanku, tolong lindungi yayi. Cukupkanlah Mas Dafi hanya tenar di kelas kami, jangan juga dikereta ekonomi ini. Amiiiin"


Juanda, 21 Des 2010

Bola Pingpong dari Banjar


.

Pernah lihat penyu? Dari tv sih pernah tapi liat langsung belum. Tapi kalau makan telurnya? Udah dong. Hohoho, bangganya. Begini ceritanya, waktu pas lagi jalan ke Kalimantan Selatan alias banjarmasin. Seperti biasa, kita pasti hunting makanan khas daerah mana pun yg kita tuju sama oleh2 khas dari sana. Nah cuapek2 habis borong cincin, gelang dan kalung (wahhh serasa orang kaya) di martapura, kita langsung terbang kembali ke hotel yang letaknya di kota banjarmasin. Berhubung mobil yang kita sewa satu hari sayang nganggur, akhirnya kita lanjut aja tanpa balik ke hotel jalan2 di pinggiran sungai barito. Tak banyak yang bisa dilihat sih sebenarnya. Rumah2 penduduk yang berdiri dipinggir2 sungai, dengan aktivitas sehari-hari seperti mandi dan mencuci di pinggiran sungai


Nah walaupun ga terlalu puas karena ga bisa lihat pasar terapung yang terkenal disana itu, dikarenakan pasar terapung hanya ada subuh-subuh dan kami besoknya harus langsung berangkat dengan pesawat pagi. Jadinya kita memilih untuk mengisi perut saja. Berdasarkan rekomendasi dari driver yang memang asli sana, kami mendapatkan tempat makan yang lumayan nyaman. Penyajiannya sedikit persis dengan rumah makan padang, segala lauk dihidangkan. Tinggal kita saja mau pilih yang mana. Ada Ikan, pindang, saluang (ikan kecil khas banjarmasin), daaaan telur penyu.

Telur penyu yang sudah direbus persis seperti bola pingpong yang penyet sana sini. Cangkangnya putih bersih, sedikit lunak dan harus dikupas kalau ingin membuka isi dalamnya.

"Ayo dis, kapan lagi. Cobain" Seru salah seorang teman, agar aku mau mencoba sebutir saja telur penyu yang manis2 dihidangkan dihadapan kami.

Dengan sedikit komat kamit baca doa dan menarik napas panjang, akhirnya satu sendokan kecil isi telor masuk juga ke mulutku. Baunya, kayak bau telor, ya iyalah. Sedikit bau obat2 gitu, dan sedikit ada rasa pasir2 gitu. Untuk diketahui hanya bagian kuning dari telur penyu saja yang padat sedangkan putih telurnya tidak padat masih cair seperti telur mentah.

Hap ... hap .... Aku cuma kuat dua sendok kecil dan itupun secuil2. Akhirnya nyerah juga. Tapi lumayan bisa ngerasain. Buat pengalaman. Makan telur ayam udah, itik bebek udah, penyu udah tinggal telur cicak ama telur dinosaurus aja kali yah .... Hohohoho .... engga deeeeeeeh.

Negeri 5 Menara


.

Ditengah gempuran pekerjaan yang terkadang takut-takut membuat alzaimer ini, syukurlah masih ada waktu untuk membaca novel Negeri Lima Menara. sebenarnya kenal novel ini baru satu minggu ini. Itu pun tidak diniatkan, maksudnya? Awalnya membeli novel ini bukanlah tujuan utama. Karena sebelumnya sama sekali ga pernah dengar apalagi liat ini novel. Udah lama ga beli buku lagi, trus iseng2 buka web jualan buku online, baris paling atas tertera daftar buku2 baru. Daaaaan novel N5M tidak ada dalam urutannya!!! Lah?!

Justru novel terbaru milik Andrea Hirata berjudul Padang Bulan dan Cinta dalam Gelaslah yang menjadi incaran. Nah, cerita punya cerita. Kalo beli buku online ini harga buku yang udah didiskon ditambahin sama ongkos kirim. Daaaan, kalau mau ongkos kirimnya free harus beli buku dengan harga diatas seratus ribu rupiah. Karena harga buku yang mau aku beli dibawah 100 ribu makanya aku putar otak. Tiiiiiiiing, secercah cahaya datang ... hehhehe. Angkat telpon dan mulailah nanya sana sini siapa diantara anak-anak yang mungkin pengen/ngebet/kebelet beli buku.

Sayang hasilnya nihil, pada bokek. Tapi tunggu dulu, dari mangsa terakhir yang aku telp, sebut saja namanya bunga. Baru terungkaplah siapa/apa makhluk yang bernama N5M ini.
"Boleh, aku mau beli Negeri 5 Menara. Aku nitip yah." Seru suara di seberang sana yang terdengar merdu, setidaknya untuk kali ini saja.
"Emang bagus yah bukunya?" Tanyaku sekadar basa basi basi.
"Kamu ga tau yah, itu kan buku yang suka dibaca sama si bos." Referensi yang tak cukup meyakinkan. seringkali selera bos dan anak buah jaauuuuuuuuh berbeda.
"Cerita tentang anak pesantren gitu." jawaban dari seberang. Wah standar pikirku lagi. Mulai tak antusias.

Tapi sayang seribu kali sayang. Toko buku onlinenya ga jualan makhluk yang bernama N5M ini. Akhirnya adalah aku sendiri. Dengan uang sendiri, belanja sendiri ditambah membayar ongkos kirim sendiri pula. Membeli Padang bulan andrea hirata.

Pas pulang kerja, ceritanya singgah dulu ke Gunung Agung. Eeeeeh, ga dinyana ternyata didepan mata terpampang indah tuh makhluk. Negeri 5 Menara. Ragu-ragu, maju mundur maju mundur. Ngintip2. Bolak balik novel ini muka belakang. Wuiiiih banyak testimoninya. Nama-nama yang memang bukan sembarang. sepertinya okeh tuh. Akhirnya tanpa tedeng aling2 kusambarlah ia.

Singkat cerita, Padang Bulan telat dikirim sampai 1 minggu lebih. aku yang kutuan buku akhirnya mulai mencoba mengkhatamkan N5M. Hasilnya dalam jangka waktu 3 hari 2 malam, makhluk ini tertelanjangi juga. Ups, kebaca tuntas.

Hasilnya, Baguuuuuuuuuuuuuuuus luar biasa. Kalau meminjam kata motivator Mario Teguh, super. Tidak biasa, dan pantas untuk dibaca. Penuh inspirasi dan motivasi.

Naaaah untuk review novel ini akan coba aku bahas next time yah. Soalnya sudah harus kerja lagi nih. Oke ^ ^

Jakarta, 2 juli 10

Aku Hari Ini


.

Di kala suara kantor seperti segerombolan lebah lewat mendesau hiruk cerita sana sini tentang rumor yang berkembang, aku pun ada diantara mereka. "Bagaimana dengan anak cicit kita. Belanda sudah pergi kawan, sekarang Jepang yang datang. Perjuangan blomlah usai." Seru seorang kawan. Cukup memelas tapi cukup menggelitik kegelian. Kami tertawa, mentertawakan nasib buruk yang telah, sedang dan akan kami terima.

"Sebenarnya karma apa sih yang telah kita lalukan dikehidupan yang lalu, hingga nasib buruk tak mau anjak?" seru kawan lainnnya. Pertanyaan yg memang tak membutuhkan secuilpun jawaban. Kami laksana budak-budak hitam legam di perkampungan budak milik Baron Araruna yang berharap sebuah surat kebebasan atau bila tidak kelengahan dari pemiliknya untuk bisa kabur.

"Ini mah podo wae, sama saja." seru yang lain, dengan ekpresi yang kurang lebih sama.

aku terdiam. Rumor itu, akan sama saja rasanya. Tapi ada peri yang terselubung di hatiku. Tak tahu apa. Sulit mencari onaknya. Perih, bukan karena lantaran berita park Yong Ha yang tiba-tiba harus mengakhiri hidupnya dengan seutas tali charger. Atau ramalan gempa dahsyat yang akan menghantam kampungku medio juli ini. semua berkecamuk. Kuliah, Yogya, pekerjaan yang menumpuk, amak, nasib cita-citaku. Semua lebur jadi satu. Rumor itu akankah menyita sebagian impianku? Pertanyaan2 besar menggelayut, berayun2 senang di benakku.

Berusaha keras aku mencari kalimat2 motivasi untuk sekadar menjaga status hidup normal.
Hidup adalah perjuangan ..... man jadda wa jada ...... ujian seberat apapun selama tidak membuatmu mati itu adalah penguat bagi dirimu ... Mario teguh, I gede prama, ust yusuf mansur, aa gym, sampai kuliah subuh mamah dedeh kudengar dan kupahami lamat2.

Inilah aku dalam kegusaran ku sendiri.


Jakarta, 1 Juli 2010

Nyaris Diculik Alien


.

Namanya Slamet. Temen dari temennya temen gue yang berakhir menjadi temen gue, ribet. Simplenya sekarang dan selamanya dengan rasa terpaksa Slamet adalah temen gue. Bagi gue, Slamet adalah manusia imaginatif yang boros. Ngayalnya lebay. Dan gue selalu menjadi sparing partner buat bogem mentah hayalan tingkat tinggi Slamet. Cerita-cerita Slamet inilah yang tidak terdeteksi sama dokter sebagai penyebab terbesar yang membuat tekanan darah gue naik, bikin gue pusing-pusing, mual, beseran, sampe jerawatan. Dari Slamet gue belajar satu hal, nama tak selalu menggambarkan kepribadian seseorang. Slamet bukannya membuat hidup gue selamat dan tenang, tapi dialah faktor utama yang bikin manusia yang dekat dengannya berumur pendek.

Sumber Gambar : Google


Sore itu bersama Slamet (bagian pertama)

”Loe pernah mikir ga Dis? Tutur Slamet tanpa rasa berdosa.

Sebelum gue mengeluarkan kata-kata sakti mandraguna buat mendamprat manusia satu ini Slamet melanjutkan omongannya.

”Loe balik kantor jam berapa sih? Maghriban ya? Naik bis ya?” Ya elah, ga nyambung banget sih nih anak. Tadi nanya apaan sekarang nanya yg lain lagi.

”Hati2 klo naik bis ....” Gue mulai nangkap sinyal kalo Slamet bakal kumat.

”Loe pernah mikir ga?” Gubrak, balik lagi. Sabar .. sabar, orang sabar mukanya lebar.

”Naik bis malam2, penuh gitu. ” Tampang horor Slamet semakin mengerikan bahkan kuntilanak, pocong dan tuyul aja lewaaat. Misiiii oooooommm.

”Para penumpang yang berjejelan itu, apa loe yakin semua dari mereka itu ...”


Stop. Kalian para pembaca harap sabar, cerita ini hanya diperuntukkan untuk usia 17 tahun keatas. Kalau yang belum 17, boleh aja asal dengan bimbingan orang tua, klo ga ada orang tua panggilin tetangga dulu deh. Asal ada wali. Buruan ditungguin, penghulunya dah ga sabaran nih .... *ngaco made on.

”Apa loe yakin orang-orang dalam bis itu manusia semua?!” selamat, Slamet kambuh sodara-sodara ....

”Coba loe teliti dan telaah, kemudian loe resapi dalam hati.” Bahasa Slamet mulai roaming.

“Paling engga, loe liat orang yang duduk disamping loe. Pastiin mukanya rata apa engga.” Tips pertama ala slamet.

”Klo dianya nengok ke jendela mulu, alias ga liat gue gimana dong?” Tips menghadapi orang saraf, loe harus pura2 saraf minimal loe ketawa sendiri buat ngeyakinin dia klo kalian satu komunitas yang solid.

”Usaha dong ... dan jangan lupa berdoa. Karena usaha tanpa doa sama aja loe itu sombong, dan sebaliknya klo doa tanpa usaha sama aja bo’ong.” Satu-satunya ucapan yang paling benar keluar dari mulut Slamet. Congrat, pertahankan nak!!!

”Klo mukanya ga rata, loe liat giginya betaring apa engga? Liat ada sisa darah ga di bibirnya? Klo giginya cuma kuning dan bolong2 doang, nah itu bisa jadi ladang amal buat loe *Aa Gim made on. Sekalian loe anjurin buat ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali dan mengganti sikat giginya setiap 3 bulan sekali. Habis tuh suruh ikut lomba senyum pepsodent deh .... ” Gue mengangguk angguk, mulai ga sadar kalo agen Slamet telah mencuci otak gue, tanpa dibilas dan langsung dijemur.


”Loe coba liat deh, orang2 yang berdiri berjejelan di bis itu. Wajah2 mereka. Apa loe yakin 100% mereka manusia semua. Kalau bukan setan atau dedemit, bisa jadi salah satu dari mereka ..... ”

Stop. sebelum berlanjut. Gue cuma mau ngingetin, efek samping seperti gatal2, bibir pecah2, sariawan, bisulan, kutuan dan sesak napas karena membaca cerita ini diluar tanggungan penulis. Okeh!!

”Bisa jadi salah satu dari penumpang itu bukan makhluk dari bumi ini ... ”

”Maksud loe alien, Met?” Jeng jeeeeeeng.

”Ya iyalah ... coba loe teliti dan telaah kemudian di... “Slamet berhenti sejenak, ia tahu gue gerah dengan bahasa roaming yg sukses diconteknya dari kata pengantar buku Mengenal Huruf untuk murid taman kanak2.

”Mereka bisa dimana saja, tak terbatas ruang dan waktu.” Bahasa Slamet mulai kacau balau.


”Salah satu dari mereka bisa jadi alien. Agen2 luar angkasa yang punya misi menguasai bumi ini. Loe harus waspada bahkan dengan orang disamping loe sendiri.”

”Elo dong Met.” Mata gue bergidik tajam menatap Slamet. Sebuah sinar melesat. Tubuhnya terpental berguling2 dan akhirnya terkapar terkena ajian gue. susah payah tubuh ceking Slamet berdiri. Ia duduk bersila dengan kedua tangan bersedekap. Mulutnya komat kamit. Dan duaar cahaya silau. Selamat, gue lulus jadi murid tersableng suhu Slamet Gendeng. Yup, intermezo, mari kita kembali ke jalan yang benar, ups kembali ke jalan cerita.


”Loe kan pernah dengar dan liat berita tentang penampakan UFO, Dis. Nah berarti alien itu ada. Bisa jadi alien itu menyamar dalam wujud supir, kenek, ataupun penumpang. Masak jauh2 ke bumi mereka ga pernah nyobain naik bis sih. Rugi dong. Ke Monas udah, taman mini udah, ancol apalagi, tapi ga pernah naik busway, metro mini atau bajaj. Belom ke Jakarta namanya. Ya ga?!!

”Iya sih ...” Gue dah saraf 100%


Pulang kerja. Karena keburu azan maghrib, akhirnya gue milih shalat dulu di masjid kantor. Habis shalat seperti biasa gue nungguin bis ke arah Senen. Lampu jalanan sudah menyala semua, pertanda malam mulai menjelang ... jiaaah bahasa gue.


Alhamdulillah walaupun bis ini berjubel penuh oleh para penumpang, tapi satu tempat duduk masih tersisa buat gue. Entahlah, mungkin ini namanya rezeki orang baik. Hohoho .... Disamping gue duduk seorang cewek. Lima menit perjalanan. Hening. Sampai sebuah colekan mengagetkan gue. Ternyata cewek di sebelah gue.


”Mba, senen masih jauh ya?” Tanya cewe itu. “Masih ... turun di Senen ya? Saya juga, nanti bareng saya aja.” jawab gue basa basi. Hiks. Cewek di sebelah gue itu mengangguk.

“Maklum saya baru di Jakarta. Belum hapal.” Seru cewek itu tanpa ditanya. “Memang sebelumnya dimana?” Tanya gue lagi.

“Tinggal di luar mba, lima hari yang lalu baru mendarat di Jakarta.” jawabnya. Ooooooh luar negeri, pikir gue sok tahu.

“Udah kemana aja selama di Jakarta?” Basa basi gue basi.

”Monas, taman mini sama Ancol.” Jawabnya sembari tersenyum.

”Kalo naik busway dimana yah, mba?” lanjut tuh cewe lagi.

“Emangnya mau kemana?”

“Ah engga, Cuma pengen mau ngerasain naik bus way ajah. soalnya ada yang bilang kalo ga pernah naik busway, berarti belom ke jakarta.” Dejavu, gue ngerasa pernah denger deh kata2 itu sebelumnya.


“Namanya siapa?” Tanya gue lagi

“Emmmm Alen mba ... “ seru cewek itu. Gue bergidik. Tiba2 suasana terasa mencekam. Muka horor Slamet berkelebat seketika di depan gue. Namanya Alen. Alen ... Alen ... emmmh. Kalo menurut kamus bahasa lebay. Aku jadi akiu, kamu jadi kamiu. Alen ... Alen ... jadiiii, Alien. Betis, beda tipis. Cuma beda satu huruf, berarti taraaaaaaaaaa, ups salah backsound, jeeeeeeeeeeeeng ...


Suhu Slamet bilang, harus diteliti dan telaah kemudian diresapi dalam hati.

Pertama, Alen berasal dari luar, luar angkasa maksudnya?!!! Baru mendarat? Mendarat dengan pesawat UFO?!!! Udah ke Monas, Ancol dan taman mini, persis seperti kata Slamet. Klo ga naik busway belom ke jakarta namanya, Slameeeeeet. Aiiiih, gue spontan berdiri. Menerobos para penumpang menuju pintu keluar. Gue harus turun. Suara Slamet mengaung2 di telinga gue.

“Loe yakin isi bis itu manusia semua?”


“Mbaaaa ... mba ....tung .... tungguuuuuu ... woiiiiiiiiiii.” Suara lain terdengar. Gue melompat, berguling ke kiri dan ke kanan, tubuh gue melayang sebelum sempat meraih pintu keluar. Sebuah tangan menncengkram lengan gue. Gue terkepung.


“Mba, jangan main kabur gitu dong. kalo ga ada uang jangan naik bis. Jalan sana .... Ongkosnya mana?!!!” seru si kenek bete. Seluruh mata tertuju ke gue. Dari kejauhan tampak wajah Alen yang terkantuk-kantuk. Dasaaaar Slameeeeeeeeeet ......


Bumi, 30052010

Gang Buntu


.

Gang buntu, siang ini. Seperti hari biasa persis serupa taman pemakaman sunyi sepi. Hanya suara angin yang terdengar. Setan pun malas rasanya bertandang disini. Tak ada yang bisa diganggu. Lihatlah deretan rumah tua yang berjejer di gang ini, usang, seperti penghuni di dalamnya, tak lebih dari lelaki dan perempuan paruh baya. Sesekali orang berlalu lalang, itu pun karena mereka kesasar tak tahu jalan. Tukang roti, donat, penjual jepit rambut, penjual kerupuk. Berharap ada yang memanggil dan membeli satu dua barang dagangannya. tapi nihil, ia hanya bertemu dengan angin dan tembok besar yang tercoret moret. Bagiku ialah tembok berlin, pemisah gang sempit ini dengan peradaban. terpisah hingga ribuan kilometer kecepatan cahaya.


”Buntu Bang!” Suara yang terdengar dari balik salah sebuah rumah. Orang-orang yang kesasar itu terkomando membalikkan badan. Tanpa babibu langsung menghilang di pintu gerbang depan. Berjualan di gang buntu ini tak akan membuat mereka kaya raya.


Tapi saat sore menjelang, gang ini tersulap menjadi lapangan hijau. Tempat para bocah mengekspresikan kegilaannya akan bola. Tak ada lahan yang tersisa untuk mereka. hanya gang sempit selebar rentang tangan orang dewasa ini saja. Ada kalanya pantulan bola mengenai pintu-pintu rumah mereka. Dinding hingga kaca. Tapi tak ada yang marah. Seolah mengerti, tak ada namanya tuan tanah disini. Dulu pada masa hitam putih, para pendatang membuat rumah kardus disini. Yang sebagian tanahnya masih rawa. Mereka beranak pinak, dalam beberapa masa, sampai mereka tercatat dan berKTP. Tinggal disana dengan rumah tetap tak bersertifikat. Adalah gang buntu ini sekarang.


Ih sereeem, kok pada tega ya sama saudara sendiri. Mau jadi apa negeri ini.... Status facebook seorang teman kubaca. Beragam komentar berderet dibawahnya. Aku bergeming. Penyitaan lahan milik warga ricuh. Korban luka puluhan orang, meninggal dua orang. Seorang lelaki paruh baya terpaksa dilarikan ke RS karena babak belur dihajar p*****s. Dia bersikeras mempertahankan tanah dan rumah yang telah didiaminya puluhan tahun.


Gang buntu siang ini, seperti biasa. Mirip lahan pekuburan sepi, hening, seolah tiap sudutnya bermeditasi. masih ada yang berlalu lalang, bukan mereka yang kecolongan tak tahu jalan. bukan tukang roti, donat, penjual kerupuk kering atau penjual jepit rambut. Mereka ratusan, berseragam. Mengerikan, semuanya. Aku bergeming. memutar pandang pada gang sempit ini. Tembok besar coret moret itu telah runtuh kejayaannya. Bukankah akan lebih baik? Kami akan punya peradaban baru. Apalagi lihatlah kemudian ajaibnya gang sempit ini yang berubah menjadi lapangan seluas 100 x 64 meter, bahkan lebih. Bocah-bocah kecil itu pasti senang luar biasa sore ini, mereka akan merasakan bagaimana menjadi David Becham sambil menggiring bola di lapangan luas ini.


Paradoks, yang kupahami dengan kenyataan. Bocah-bocah itu tak melonjak kegirangan. Hanya ada air mata dengan pelipis robek dan darah yang mengucur tak berhenti. Berkali-kali aku mengetik huruf perhuruf di laman status facebookku. Kuketik dan kuhapus kembali. Tak jelas sebenarnya status apa yang perlu kubagi. Didepanku, wajah Mak, Bapak dan Mung, bocah kecil gundul tertunduk lemah. Mata polos Mung yang masih basah tertuju pada bola sepak yang telah kisut diantara puing-puing rumah kami.


”Mak, dimana kita akan tidur malam ini?” Desah Mung kecil terisak.



Gang Buntu, april 2010

DEATH NOTE


.


Bagus banget. Dua kata yang mewakili film ini. Death Note, awalnya gue nonton film ini secara ga sengaja. Cdnya gue beli tahun 2007 silam, namun ga sekalipun gue tonton. Long weekend di awal bulan april ini sempat membuat gue sedikit membongkar-bongkar kembali isi laci yang full oleh kepingan cd yang berantakan. Maunya sih hunting cd untuk film terbaru. Tapi putar-putar otak dan buka tutup dompet. Beli, engga, beli, engga .... hasilnya gue ngalah deh. Engga beli!!! Dan karena film ini belum pernah gue liat, maka jatuhlah pilihan ke Death Note.


Death Note, kurang lebih berarti buku/catatan kematian. Film ini berkisah tentang Light Yagami seorang mahasiswa Jepang yang pintar. Ia sangat membenci dunia kriminal dan beranggapan hanya kematianlah hukuman yang paling tepat bagi para penjahat. Tidak ada tempat bagi mereka untuk hidup diatas bumi ini. Suatu malam Light dalam perjalanan pulangnya menemukan sebuah buku yang bertuliskan Death Note (DN).


Buku ini adalah milik dari Shinigami (dewa kematian) yang bernama Ryuk. Siapa saja yang menyentuh Death Note maka ia akan bisa melihat sosok Ryuk. Gambaran fisik Ryuk sangat menakutkan. Tapi tidak bagi Light. Ia adalah pemuda yang pemberani. Ryuk sengaja menjatuhkan DN ke bumi dengan alasan ia merasa bosan. Bagi gue tampilan Ryuk sedikit nyentrik tapi asyik. Ryuk punya satu keunikan yaitu hanya memakan apel.


Death note punya aturan sendiri. Seseorang akan meninggal tiba-tiba beberapa saat setelah namanya ditulis dalam DN. Penyebab kematian adalah serangan jantung. Hebatnya DN dapat menjadi skenario bagaimana kematian seseorang bisa terjadi. Para penjahat yang tidak mendapatkan hukuman yang semestinya bahkan bebas berkeliaran tanpa mempertanggungjawabkan kejahatannya adalah sasaran empuk bagi Light. Ia menuliskan nama-nama para penjahat itu dalam DN. Dalam waktu singkat terjadi kematian besar-besaran di Jepang. Light yang jenius berhasil menyusup ke dalam data kepolisian. Dengan mudah ia mendapatkan daftar nama para kriminal dan kemudian membunuh mereka melalui DN.


Light bersembunyi dibalik nama Kyra. Tak ada seorang pun yang tahu siapa Kyra sebenarnya. Bagi sebagian masyarakat Kyra adalah pahlawan, karena aksi yang dilakukan oleh Kyra dianggap mengurangi tingkat kriminal di Jepang. Tapi bagi sebagian lainnya Kyra adalah pembunuh karena dianggap melanggar HAM.

Kebetulan ayah Light adalah kepala kepolisian yang menangani kasus Kyra. Hal ini bukan menjadi halangan bagi Light untuk melanjutkan aksinya. Parahnya Light semakin ganas, tidak hanya para kriminal yang dibunuhnya. Para anggota FBI yang ditugaskan menyelidiki kasus Kyra menjadi korban DN. Light membunuh siapa saja yang menghalangi aksinya.


Sampai akhirnya datanglah L.

Ini bagian yang paling gue suka. L adalah detektif handal yang misterius. Ia dan Light pernah tercatat sebagai mahasiswa terjenius di Jepang. L sangat berkarakter. Wajahnya putih pucat seperti wajah pemain kabuki. Ia sangat suka dengan segala makanan yang manis, permen, coklat, dan gula. Karena menurutnya makanan manis akan lebih mencerdaskan otak. Tubuhnya kurus bungkuk. Selalu duduk berjongkok diatas kursi. Dan hanya menggunakan tiga jarinya dalam beraktivitas. Ia juga punya sebuah topeng penutup wajah yang lucu. Karena gue suka dengan L, makanya penggambarannya sedikit panjang..... hehehe. L punya asisten yang sangat ia percaya, Watari.



Singkat cerita, L mencurigai Light sebagai Kyra yang sebenarnya. Namun Light semakin pintar menutupi identitasnya sebagai Kyra. Bahkan Light memberikan bukti-bukti yang membuat orang-orang semakin percaya bahwa ia bukanlah Kyra. Agar bisa bergabung dengan tim penyidik kasus Kyra, Light bahkan rela membunuh pacarnya Naori. Dengan bergabungnya ia dalam tim penyelidik kasus Kyra akan memudahkan Light untuk meneruskan aksinya dengan DN. Satu hal yang tidak bisa dilakukan oleh Light yaitu membunuh L, karena L tidak pernah menyebutkan nama aslinya. L menyamar dengan nama Ryuzaki.


Kisah berlanjut dengan munculnya Rem, yaitu dewa kematian kedua. Rem juga memiliki Death Note. Kali ini DN jatuh ke tangan Misa Amine, seorang artis yang tengah naik daun. Misa yang seluruh keluarganya dibunuh oleh penjahat sangat mengidolakan Kyra. Dan setelah tahu Light adalah Kyra yang sebenarnya, Misa pun jatuh hati pada Light. Misa yang juga memiliki DN akhirnya bergabung dengan Light. Cerita makin seru. Karena tidak hanya satu Kyra yang harus dihadapi, tapi dua yaitu Light dan Misa Amine.

Pekerjaan L semakin berat. Belum selesai dengan Kyra I, ia harus dihadapkan dengan Kyra II. Tapi L sangat pintar. Diakhir cerita L berhasil mengungkap siapa Kyra yang sebenarnya. Walau nyawa yang harus menjadi taruhannya.


Film Death Note terdiri dari tiga bagian. Death Note, Death Note:The Last Name dan Death Note 3.5 (L Change The World). Film ini diadaptasi dari komik jepang yang berjudul sama. Cerita di komik memang sedikit berbeda dari filmnya. Yang gue baca Light menjadi tokoh sentral dalam komik, namun dalam film justru L lah yang ditonjolkan. Buktinya dibuatkan film ketiga yang berjudul L Change the World, khusus bercerita tentang L.

Setelah mengungkap kasus Kyra, L harus mengungkap kasus lain dalam waktu 23 hari. Lawliet, nama L sebenarnya telah tertulis dalam Death Note, dan akan meninggal karena serangan jantung dalam waktu 23 hari lagi. Mampukan L mengungkap kasus yang tidak kalah serunya dalam kejaran waktu kematiannya? Nah ini yang membuat film ini menarik.

Sekali lagi, two thumbs up deh buat death Note. Gue yang biasanya hanya suka dengan drama korea melankolis romantis akhirnya bisa juga jatuh cinta sama film ini. Dengar-dengar Hollywood akan mengadaptasi DN untuk dibuat dan dikemas ala Amerika sana. Hebaaaaaaat. Wajib tonton deh buah DN. Dijamin ga nyesal. ^ ^

Pak, selamat ulang tahun


.


-->

"Penting. Ini rahasia." Suara diseberang terdengar berbisik. Ia paham betul kondisi saat ini, bila pembicaraan kami disadap dan rekamannya diperdengarkan ditengah-tengah sidang. Memalukan, bukan? Menjadi konsumsi umum, dibahas, dijadikan kajian dan studi kasus dan tercatat dalam sejarah. Akan sangat buruk bila dilihat oleh anak keturunan kami.
"Semua harus datang. rencana ini tak boleh bocor." Lelaki di seberang sana mempertegas. Nada suaranya kembali normal.
"Kami akan masuk dan membawa K**nya dari luar. Kalian harus siap. tidak boleh lengah sedikitpun... " Di seberang sana, spertinya lelaki itu sedang mengusap wajahnya yang kusut.
"Lepas ashar, tunggu aku." Kalimat akhir sebelum lelaki itu menutup telpnya tanpa salam, seperti biasa.
09 Januari 2010, 15:00 WIB. Sebentar lagi ashar. Lepas ashar, tunggu aku. Suara itu kembali mengaung dibenakku, seperti alarm yang tepat berbunyi sesuai setingan.
Aku gusar. Semua harus datang, begitu salah satu pesan lelaki itu yang tercatat dalam memori otak kecilku.
Semua tidak sesuai rencana. Belum semua hadir disini, tak lengkap. Persiapan pun ala kadarnya. Lelaki itu pasti marah besar.
15.20 WIB.
"Assalamualaiiiikummmm ..." Suara lelaki itu, koor bersamaan dengan salam 2 bocah disampingnya. Seperti apa yang dikatakan oleh lelaki itu kemaren, ia membawanya. Sebuah kotak seukuran 30x 30 cm. Bagian atas nya dibiarkan terbuka. Membiarkan bagi siapa saja melihat isi yang ada dalam kotak tersebut. Sebuah benda bulat padat berwarna coklat tua. Ada lekukan-lekukan motif itik pulang petang menghiasi pinggiran atasnya, melingkar berwarna pink kental. Serutan serupa serbuk gergaji berwarna coklat terserak di bagian atasnya menutupi permukaan. Tidak hanya itu, pada bagian atas tertera tulisan berwarna merah stroberi. HAPPY BIRTHDAY KAKEK. Uda Nopi, lelaki itu tak lupa dengan janjinya, membuatkan sebuah kejutan dan membawa sebuah kue ulang tahun untuk Bapak.
Ya, hari itu Bapak berulang tahun. Untuk pertama kalinya, ide Gila terlintas di benak Uda. Memutar otak untuk memberikan kejutan buat Bapak. Lihatlah senyum tak henti-hentinya mengambang dari bibir kering lelaki yang sangat kusayangi itu, Bapak. Mungkin ini adalah perayaan ulang tahun untuk pertama kalinya dalam hidup beliau.Walau kami tak lengkap, tak sesuai rencana. Karena hanya memberikan kado ala kadarnya.

Bapakku sayang, selamat ulang tahun. Semoga, Allah SWT selalu menyayangimu, mengampuni segala dosa2mu. Melimpahkan kesehatan dan umur yang berkah untukmu. Walaupun kami anak-anakmu tak lengkap hadir disini, aku yakin doa kami akan selalu hadir untukmu.
Bapakku sayang, terimakasih atas segalanya. SELAMAT ULANG TAHUN PAK