Bola Pingpong dari Banjar


.

Pernah lihat penyu? Dari tv sih pernah tapi liat langsung belum. Tapi kalau makan telurnya? Udah dong. Hohoho, bangganya. Begini ceritanya, waktu pas lagi jalan ke Kalimantan Selatan alias banjarmasin. Seperti biasa, kita pasti hunting makanan khas daerah mana pun yg kita tuju sama oleh2 khas dari sana. Nah cuapek2 habis borong cincin, gelang dan kalung (wahhh serasa orang kaya) di martapura, kita langsung terbang kembali ke hotel yang letaknya di kota banjarmasin. Berhubung mobil yang kita sewa satu hari sayang nganggur, akhirnya kita lanjut aja tanpa balik ke hotel jalan2 di pinggiran sungai barito. Tak banyak yang bisa dilihat sih sebenarnya. Rumah2 penduduk yang berdiri dipinggir2 sungai, dengan aktivitas sehari-hari seperti mandi dan mencuci di pinggiran sungai


Nah walaupun ga terlalu puas karena ga bisa lihat pasar terapung yang terkenal disana itu, dikarenakan pasar terapung hanya ada subuh-subuh dan kami besoknya harus langsung berangkat dengan pesawat pagi. Jadinya kita memilih untuk mengisi perut saja. Berdasarkan rekomendasi dari driver yang memang asli sana, kami mendapatkan tempat makan yang lumayan nyaman. Penyajiannya sedikit persis dengan rumah makan padang, segala lauk dihidangkan. Tinggal kita saja mau pilih yang mana. Ada Ikan, pindang, saluang (ikan kecil khas banjarmasin), daaaan telur penyu.

Telur penyu yang sudah direbus persis seperti bola pingpong yang penyet sana sini. Cangkangnya putih bersih, sedikit lunak dan harus dikupas kalau ingin membuka isi dalamnya.

"Ayo dis, kapan lagi. Cobain" Seru salah seorang teman, agar aku mau mencoba sebutir saja telur penyu yang manis2 dihidangkan dihadapan kami.

Dengan sedikit komat kamit baca doa dan menarik napas panjang, akhirnya satu sendokan kecil isi telor masuk juga ke mulutku. Baunya, kayak bau telor, ya iyalah. Sedikit bau obat2 gitu, dan sedikit ada rasa pasir2 gitu. Untuk diketahui hanya bagian kuning dari telur penyu saja yang padat sedangkan putih telurnya tidak padat masih cair seperti telur mentah.

Hap ... hap .... Aku cuma kuat dua sendok kecil dan itupun secuil2. Akhirnya nyerah juga. Tapi lumayan bisa ngerasain. Buat pengalaman. Makan telur ayam udah, itik bebek udah, penyu udah tinggal telur cicak ama telur dinosaurus aja kali yah .... Hohohoho .... engga deeeeeeeh.

Negeri 5 Menara


.

Ditengah gempuran pekerjaan yang terkadang takut-takut membuat alzaimer ini, syukurlah masih ada waktu untuk membaca novel Negeri Lima Menara. sebenarnya kenal novel ini baru satu minggu ini. Itu pun tidak diniatkan, maksudnya? Awalnya membeli novel ini bukanlah tujuan utama. Karena sebelumnya sama sekali ga pernah dengar apalagi liat ini novel. Udah lama ga beli buku lagi, trus iseng2 buka web jualan buku online, baris paling atas tertera daftar buku2 baru. Daaaaan novel N5M tidak ada dalam urutannya!!! Lah?!

Justru novel terbaru milik Andrea Hirata berjudul Padang Bulan dan Cinta dalam Gelaslah yang menjadi incaran. Nah, cerita punya cerita. Kalo beli buku online ini harga buku yang udah didiskon ditambahin sama ongkos kirim. Daaaan, kalau mau ongkos kirimnya free harus beli buku dengan harga diatas seratus ribu rupiah. Karena harga buku yang mau aku beli dibawah 100 ribu makanya aku putar otak. Tiiiiiiiing, secercah cahaya datang ... hehhehe. Angkat telpon dan mulailah nanya sana sini siapa diantara anak-anak yang mungkin pengen/ngebet/kebelet beli buku.

Sayang hasilnya nihil, pada bokek. Tapi tunggu dulu, dari mangsa terakhir yang aku telp, sebut saja namanya bunga. Baru terungkaplah siapa/apa makhluk yang bernama N5M ini.
"Boleh, aku mau beli Negeri 5 Menara. Aku nitip yah." Seru suara di seberang sana yang terdengar merdu, setidaknya untuk kali ini saja.
"Emang bagus yah bukunya?" Tanyaku sekadar basa basi basi.
"Kamu ga tau yah, itu kan buku yang suka dibaca sama si bos." Referensi yang tak cukup meyakinkan. seringkali selera bos dan anak buah jaauuuuuuuuh berbeda.
"Cerita tentang anak pesantren gitu." jawaban dari seberang. Wah standar pikirku lagi. Mulai tak antusias.

Tapi sayang seribu kali sayang. Toko buku onlinenya ga jualan makhluk yang bernama N5M ini. Akhirnya adalah aku sendiri. Dengan uang sendiri, belanja sendiri ditambah membayar ongkos kirim sendiri pula. Membeli Padang bulan andrea hirata.

Pas pulang kerja, ceritanya singgah dulu ke Gunung Agung. Eeeeeh, ga dinyana ternyata didepan mata terpampang indah tuh makhluk. Negeri 5 Menara. Ragu-ragu, maju mundur maju mundur. Ngintip2. Bolak balik novel ini muka belakang. Wuiiiih banyak testimoninya. Nama-nama yang memang bukan sembarang. sepertinya okeh tuh. Akhirnya tanpa tedeng aling2 kusambarlah ia.

Singkat cerita, Padang Bulan telat dikirim sampai 1 minggu lebih. aku yang kutuan buku akhirnya mulai mencoba mengkhatamkan N5M. Hasilnya dalam jangka waktu 3 hari 2 malam, makhluk ini tertelanjangi juga. Ups, kebaca tuntas.

Hasilnya, Baguuuuuuuuuuuuuuuus luar biasa. Kalau meminjam kata motivator Mario Teguh, super. Tidak biasa, dan pantas untuk dibaca. Penuh inspirasi dan motivasi.

Naaaah untuk review novel ini akan coba aku bahas next time yah. Soalnya sudah harus kerja lagi nih. Oke ^ ^

Jakarta, 2 juli 10