Gang Buntu


.

Gang buntu, siang ini. Seperti hari biasa persis serupa taman pemakaman sunyi sepi. Hanya suara angin yang terdengar. Setan pun malas rasanya bertandang disini. Tak ada yang bisa diganggu. Lihatlah deretan rumah tua yang berjejer di gang ini, usang, seperti penghuni di dalamnya, tak lebih dari lelaki dan perempuan paruh baya. Sesekali orang berlalu lalang, itu pun karena mereka kesasar tak tahu jalan. Tukang roti, donat, penjual jepit rambut, penjual kerupuk. Berharap ada yang memanggil dan membeli satu dua barang dagangannya. tapi nihil, ia hanya bertemu dengan angin dan tembok besar yang tercoret moret. Bagiku ialah tembok berlin, pemisah gang sempit ini dengan peradaban. terpisah hingga ribuan kilometer kecepatan cahaya.


”Buntu Bang!” Suara yang terdengar dari balik salah sebuah rumah. Orang-orang yang kesasar itu terkomando membalikkan badan. Tanpa babibu langsung menghilang di pintu gerbang depan. Berjualan di gang buntu ini tak akan membuat mereka kaya raya.


Tapi saat sore menjelang, gang ini tersulap menjadi lapangan hijau. Tempat para bocah mengekspresikan kegilaannya akan bola. Tak ada lahan yang tersisa untuk mereka. hanya gang sempit selebar rentang tangan orang dewasa ini saja. Ada kalanya pantulan bola mengenai pintu-pintu rumah mereka. Dinding hingga kaca. Tapi tak ada yang marah. Seolah mengerti, tak ada namanya tuan tanah disini. Dulu pada masa hitam putih, para pendatang membuat rumah kardus disini. Yang sebagian tanahnya masih rawa. Mereka beranak pinak, dalam beberapa masa, sampai mereka tercatat dan berKTP. Tinggal disana dengan rumah tetap tak bersertifikat. Adalah gang buntu ini sekarang.


Ih sereeem, kok pada tega ya sama saudara sendiri. Mau jadi apa negeri ini.... Status facebook seorang teman kubaca. Beragam komentar berderet dibawahnya. Aku bergeming. Penyitaan lahan milik warga ricuh. Korban luka puluhan orang, meninggal dua orang. Seorang lelaki paruh baya terpaksa dilarikan ke RS karena babak belur dihajar p*****s. Dia bersikeras mempertahankan tanah dan rumah yang telah didiaminya puluhan tahun.


Gang buntu siang ini, seperti biasa. Mirip lahan pekuburan sepi, hening, seolah tiap sudutnya bermeditasi. masih ada yang berlalu lalang, bukan mereka yang kecolongan tak tahu jalan. bukan tukang roti, donat, penjual kerupuk kering atau penjual jepit rambut. Mereka ratusan, berseragam. Mengerikan, semuanya. Aku bergeming. memutar pandang pada gang sempit ini. Tembok besar coret moret itu telah runtuh kejayaannya. Bukankah akan lebih baik? Kami akan punya peradaban baru. Apalagi lihatlah kemudian ajaibnya gang sempit ini yang berubah menjadi lapangan seluas 100 x 64 meter, bahkan lebih. Bocah-bocah kecil itu pasti senang luar biasa sore ini, mereka akan merasakan bagaimana menjadi David Becham sambil menggiring bola di lapangan luas ini.


Paradoks, yang kupahami dengan kenyataan. Bocah-bocah itu tak melonjak kegirangan. Hanya ada air mata dengan pelipis robek dan darah yang mengucur tak berhenti. Berkali-kali aku mengetik huruf perhuruf di laman status facebookku. Kuketik dan kuhapus kembali. Tak jelas sebenarnya status apa yang perlu kubagi. Didepanku, wajah Mak, Bapak dan Mung, bocah kecil gundul tertunduk lemah. Mata polos Mung yang masih basah tertuju pada bola sepak yang telah kisut diantara puing-puing rumah kami.


”Mak, dimana kita akan tidur malam ini?” Desah Mung kecil terisak.



Gang Buntu, april 2010

DEATH NOTE


.


Bagus banget. Dua kata yang mewakili film ini. Death Note, awalnya gue nonton film ini secara ga sengaja. Cdnya gue beli tahun 2007 silam, namun ga sekalipun gue tonton. Long weekend di awal bulan april ini sempat membuat gue sedikit membongkar-bongkar kembali isi laci yang full oleh kepingan cd yang berantakan. Maunya sih hunting cd untuk film terbaru. Tapi putar-putar otak dan buka tutup dompet. Beli, engga, beli, engga .... hasilnya gue ngalah deh. Engga beli!!! Dan karena film ini belum pernah gue liat, maka jatuhlah pilihan ke Death Note.


Death Note, kurang lebih berarti buku/catatan kematian. Film ini berkisah tentang Light Yagami seorang mahasiswa Jepang yang pintar. Ia sangat membenci dunia kriminal dan beranggapan hanya kematianlah hukuman yang paling tepat bagi para penjahat. Tidak ada tempat bagi mereka untuk hidup diatas bumi ini. Suatu malam Light dalam perjalanan pulangnya menemukan sebuah buku yang bertuliskan Death Note (DN).


Buku ini adalah milik dari Shinigami (dewa kematian) yang bernama Ryuk. Siapa saja yang menyentuh Death Note maka ia akan bisa melihat sosok Ryuk. Gambaran fisik Ryuk sangat menakutkan. Tapi tidak bagi Light. Ia adalah pemuda yang pemberani. Ryuk sengaja menjatuhkan DN ke bumi dengan alasan ia merasa bosan. Bagi gue tampilan Ryuk sedikit nyentrik tapi asyik. Ryuk punya satu keunikan yaitu hanya memakan apel.


Death note punya aturan sendiri. Seseorang akan meninggal tiba-tiba beberapa saat setelah namanya ditulis dalam DN. Penyebab kematian adalah serangan jantung. Hebatnya DN dapat menjadi skenario bagaimana kematian seseorang bisa terjadi. Para penjahat yang tidak mendapatkan hukuman yang semestinya bahkan bebas berkeliaran tanpa mempertanggungjawabkan kejahatannya adalah sasaran empuk bagi Light. Ia menuliskan nama-nama para penjahat itu dalam DN. Dalam waktu singkat terjadi kematian besar-besaran di Jepang. Light yang jenius berhasil menyusup ke dalam data kepolisian. Dengan mudah ia mendapatkan daftar nama para kriminal dan kemudian membunuh mereka melalui DN.


Light bersembunyi dibalik nama Kyra. Tak ada seorang pun yang tahu siapa Kyra sebenarnya. Bagi sebagian masyarakat Kyra adalah pahlawan, karena aksi yang dilakukan oleh Kyra dianggap mengurangi tingkat kriminal di Jepang. Tapi bagi sebagian lainnya Kyra adalah pembunuh karena dianggap melanggar HAM.

Kebetulan ayah Light adalah kepala kepolisian yang menangani kasus Kyra. Hal ini bukan menjadi halangan bagi Light untuk melanjutkan aksinya. Parahnya Light semakin ganas, tidak hanya para kriminal yang dibunuhnya. Para anggota FBI yang ditugaskan menyelidiki kasus Kyra menjadi korban DN. Light membunuh siapa saja yang menghalangi aksinya.


Sampai akhirnya datanglah L.

Ini bagian yang paling gue suka. L adalah detektif handal yang misterius. Ia dan Light pernah tercatat sebagai mahasiswa terjenius di Jepang. L sangat berkarakter. Wajahnya putih pucat seperti wajah pemain kabuki. Ia sangat suka dengan segala makanan yang manis, permen, coklat, dan gula. Karena menurutnya makanan manis akan lebih mencerdaskan otak. Tubuhnya kurus bungkuk. Selalu duduk berjongkok diatas kursi. Dan hanya menggunakan tiga jarinya dalam beraktivitas. Ia juga punya sebuah topeng penutup wajah yang lucu. Karena gue suka dengan L, makanya penggambarannya sedikit panjang..... hehehe. L punya asisten yang sangat ia percaya, Watari.



Singkat cerita, L mencurigai Light sebagai Kyra yang sebenarnya. Namun Light semakin pintar menutupi identitasnya sebagai Kyra. Bahkan Light memberikan bukti-bukti yang membuat orang-orang semakin percaya bahwa ia bukanlah Kyra. Agar bisa bergabung dengan tim penyidik kasus Kyra, Light bahkan rela membunuh pacarnya Naori. Dengan bergabungnya ia dalam tim penyelidik kasus Kyra akan memudahkan Light untuk meneruskan aksinya dengan DN. Satu hal yang tidak bisa dilakukan oleh Light yaitu membunuh L, karena L tidak pernah menyebutkan nama aslinya. L menyamar dengan nama Ryuzaki.


Kisah berlanjut dengan munculnya Rem, yaitu dewa kematian kedua. Rem juga memiliki Death Note. Kali ini DN jatuh ke tangan Misa Amine, seorang artis yang tengah naik daun. Misa yang seluruh keluarganya dibunuh oleh penjahat sangat mengidolakan Kyra. Dan setelah tahu Light adalah Kyra yang sebenarnya, Misa pun jatuh hati pada Light. Misa yang juga memiliki DN akhirnya bergabung dengan Light. Cerita makin seru. Karena tidak hanya satu Kyra yang harus dihadapi, tapi dua yaitu Light dan Misa Amine.

Pekerjaan L semakin berat. Belum selesai dengan Kyra I, ia harus dihadapkan dengan Kyra II. Tapi L sangat pintar. Diakhir cerita L berhasil mengungkap siapa Kyra yang sebenarnya. Walau nyawa yang harus menjadi taruhannya.


Film Death Note terdiri dari tiga bagian. Death Note, Death Note:The Last Name dan Death Note 3.5 (L Change The World). Film ini diadaptasi dari komik jepang yang berjudul sama. Cerita di komik memang sedikit berbeda dari filmnya. Yang gue baca Light menjadi tokoh sentral dalam komik, namun dalam film justru L lah yang ditonjolkan. Buktinya dibuatkan film ketiga yang berjudul L Change the World, khusus bercerita tentang L.

Setelah mengungkap kasus Kyra, L harus mengungkap kasus lain dalam waktu 23 hari. Lawliet, nama L sebenarnya telah tertulis dalam Death Note, dan akan meninggal karena serangan jantung dalam waktu 23 hari lagi. Mampukan L mengungkap kasus yang tidak kalah serunya dalam kejaran waktu kematiannya? Nah ini yang membuat film ini menarik.

Sekali lagi, two thumbs up deh buat death Note. Gue yang biasanya hanya suka dengan drama korea melankolis romantis akhirnya bisa juga jatuh cinta sama film ini. Dengar-dengar Hollywood akan mengadaptasi DN untuk dibuat dan dikemas ala Amerika sana. Hebaaaaaaat. Wajib tonton deh buah DN. Dijamin ga nyesal. ^ ^